Minggu, 27 Desember 2009

Bahaya dari rangkaian kata-kata

Tulisan seseorang atau sekelompok orang bisa mempengaruhi dan mengarahkan jalan pemikiran dari orang yang membacanya. Apalagi ketika otak dan pemikiran seseorang itu masih relatif segar, bersih, dan belum terkotori oleh ideologi atau idealisme tertentu. Jika seseorang merasa tertarik dan tergugah dengan suatu tulisan atau karangan orang lain, maka ia bisa menjadi pengikut setia atau paling tidak simpatisan dari apa yang tertera dalam ide-ide tulisan tersebut. Dan akan berusaha melakukan apa yang menurut pikirannya harus dilakukan. Meskipun ia tidak mengetahui kebenaran hakiki yang sesungguhnya.
Seperti yang tertulis dalam sejarah dunia, Negara Prancis pernah mengalami masa-masa kerajaan yang amat feodal, di mana kekuasaan raja-rajanya hampir mendekati absolut. di masa seperti itulah muncul ide-ide dari orang-orang seperti Jean Jacques Rousseau, Voltaire, Denis Diderot dan Jean d’Alambert di mereka menuliskan hal-hal baru yang walaupun antara suatu tulisan sering bertentangan dengan tulisan yang lainnya, namun mampu menggerakkan kehendak dan amarah sebagian besar rakyat Prancis (terutama kaum pedagang) yang akhirnya berbuah pada sebuah peristiwa yang terkenal dengan sebutan revolusi Prancis.
Begitu pula yang terjadi di belahan Eropa lainnya, ketika hampir seabad yang lalu, Karl Marx yang dibantu oleh Frederich Engels membuat sebuah karangan (yang jelek dan sulit dimengerti) berjudul Das Kapital, di mana dia mengungkapkan kejelekan dari sistem kapitalis yang waktu itu hampir menguasai seluruh dunia. Segera setelah apa yang ia tulis itu tersebar di seluruh dunia, dunia dicekam ketakutan akan adanya perang antara kapitalis dunia dengan para kamerad-kamerad komunis yang terbius oleh ide-ide palsu dalam Das Kapital.
Dalam ajaran agama pun hal ini pun bisa terjadi. Agama Islam yang sudah terjamin kelengkapan dan kesesuaian ajarannya sepanjang masa pun bisa terkotori oleh pemikiran-pemikiran dan juga pengamalan-pengamalan baru yang sebelumnya tidak ada (perkara baru dalam agama lazim disebut dengan BID’AH). Seperti ketika tokoh bernama ibnu arabi menelurkan dan menyebarkan ajaran (yang syirik) bernama wihdatul wujud yang intinya mengklaim bersatunya antara hamba dengan Tuhannya. Ajaran ini nyata-nyata mungkar dan batil , di mana puluhan ulama terdahulu akhirnya menjatuhkan vonis kafir kepadanya dan orang-orang yang sepaham dengannya.
Orang-orang yang seenaknya menambah-nambah ke dalam agama sesuatu yang sebenarnya tidak termasuk dalam Islam, akan mempertahankan pendapat dan perbuatan mereka itu karena menganggap bahwa apa yang mereka lakukan itu adalah hal yang baik dan benar. Begitu pula dengan orang yang ikut-ikutan dan mengikuti ide-ide mereka tanpa sebelumnya mempelajari kaidah-kaidah agama yang benar sesuai apa yang Nabi Muhammad ajarkan.
Karena itu penting bagi seseorang untuk berhati-hati pada setiap hal, terutama pemikiran-pemikiran baru dan asing, cobalah untuk menilainya dengan pemahaman agama yang benar, yang sesuai dengan ajaran Islam yang shohih. Jikalau kemampuan untuk itu belum ada dan belum baik, maka lebih baik belajar agama yang benar saja…