Jumat, 28 Februari 2014

aspek teatrikal dalam tindakan dan perilaku manusia

penggemar permainan sepak bola di seluruh dunia pasti sudah mafhum dengan sebuah liga yang bernama serie A, liga yang lahir di italia ini pernah menjadi kompetisi yang paling disenangi di Indonesia pada kurun 90an ketika saya masih bersekolah di sekolah menengah pertama, akan tetapi kenapa seri e A menjadi sebuah kompetisi yang banyak digemari? apakah karena pada waktu itu stasiun televisi nasional hanya menayangkan kompetisi di negeri pizza ini saja ataukah seperti kata pengamat bola bahwa kompetisi ini merupakan salah satu yang paling seru dan menggairahkan untuk ditonton? Ah, saya pun tak tahu benar apa alasan utamanya. Namun bahwa serie A itu indah dan berseni memang sudah tidak perlu untuk dibahas lagi, sebagian pengamat juga mengatakan hal ini memiliki hubungan dengan karakteristik penduduk negeri yang telah melahirkan leonardo da vinci dan kawan-kawannya itu, tempat dimana renaissance katanya berawal dan berbagai mahakarya kesenian dunia dihasilkan.
saya masih mengingat pemain-pemain seri A seperti fillipo inzaghi, alessandro del piero, gennaro gattuso dan Francesco totti yang masing-masing mereka memiliki karakteristik yang berbeda di namun mempunyai perilaku yang cenderung sama ketika sedang bermain bola dan berhadapan dengan pemegang otoritas tertinggi peradilan di atas lapangan hijau, yaitu wasit, entah hal yang mereka lakukan itu berupa kesengajaan diving, ditekel murni dari depan atau belakang, melakukan handsball di area penalti atau yang lainnya, para pemain kita ini cenderung kemudian akan berakting seperti kaum lemah yang mengiba-iba pada penguasa, berharap sang pengadil akan memberikan putusan yang menguntungkan mereka. Yang jeleknya, terkadang setelah melakukan pelanggaran dan memohon kepada wasit agar tidak dihukum, di lain menit pertandingan selanjutnya mereka bisa saja mengulangi perilaku tersebut. hahaha, hal yang seperti ini mengingatkan saya pada sebuah kisah yang juga berlatar belakang negeri pisa, tepatnya kisah Giacomo Cassanova penulis buku tentang ceritanya sendiri “histoire de ma vie” (sejarah hidupku) yang ketika dibawa ke ranah perfilman digambarkan sebagai seorang don juan yang hidup pada abad pertengahan eropa. Dimana di film itu entah sudah berapa kali cassanova diceritakan menggoda wanita, mulai dari gadis muda, istri para bangsawan, sampai pada biarawati sok suci yang tidak tahan terhadap ketampanan dan gombalan cassanova. Pernah pada suatu ketika cassanova terpergok telah bermain cinta dengan seorang biarawati sehingga dikejar-kejar oleh penegak hukum di venesia. apa lacur, sang don juan tertangkap dan terpaksa diadili di kota, beruntung dia memiliki teman bangsawan lokal yang membantunya lepas dari jeratan hukum dan bahkan diceritakan bahwa wakil otoritas tahta vatikan sampai turun tangan lewat sang doge agar kasus ini diselesaikan tanpa ribut-ribut karena berdasarkan desas-desus yang beredar sang biarawati korban rayuan cassanova itu tak lain dan tak bukan adalah juga simpanan sang paus di jantung kekuasaan di kota roma, alkisah setelah bertobat dan berjanji muluk-muluk sang don juan pun dibebaskan dari hukuman. namun apa yang terjadi pemirsa? seperti biasa sang don juan kembali melakukan aksi dan petualangan cintanya yang menimbulkan akibat-akibat yang tak terduga sebelumnya.
bagaimana orang-orang ini baik yang ada di dunia nyata maupun yang cuma cerita dan film bisa berkelit dari hukuman yang seharusnya mereka terima, tentu saja berkat keberuntungan dari Yang Di Atas dan juga yang tidak kalah penting adalah unsur acting dan drama yang terkadang aksi mengiba-iba mengingatkan saya pada pertunjukan teater atau opera yang ada di televisi. selain di dunia olahraga seperti sepakbola, unsur acting pun kentara di dunia politik dan hukum terutama di negeri ini, sudah berapa banyak pejabat dan pengusaha yang ketika tersandung masalah hukum akan langsung berkelit dari tuduhan tersebut dengan seribu satu macam cara, ucapan, dan gesture yang pada intinya ingin mengatakan bahwa ia tidak terlibat dan bahkan tidak tahu menahu akan perbuatan itu. Sebagian akan dengan ngotot dan percaya diri berkata tidak, sebagian lagi mengatakan hal itu adalah fitnah belaka guna menjatuhkan nama, dan ada pula yang lainnya lagi yang sampai mengeluarkan air mata, entah air mata kejujuran atau air mata buaya. oleh sebab tindakan dan tingkah laku seperti inilah maka sebagian publik percaya bahwa tuduhan yang menimpa mereka adalah skenario belaka. Namun celakanya sebagian besar dari tuduhan dan gunjingan buruk yang menimpa para pejabat itu kemudian terbukti benar adanya dan tidak bisa tidak diperkarakan. Alhasil mereka yang tadinya berlaku seakan-akan bersih tanpa dosa harus mengakhiri nasib sementara di penjara, meninggalkan sebagian publik yang tadinya menganggap mereka tidak bersalah dan tidak berbuat apa-apa.
Perkara lain lagi yang melibatkan drama dalam kehidupan nyata juga menimpa para selebritis, pemain film, dan seniman, oke lah, memang benar kalo dikatakan bahwa seni ada pada pekerjaan mereka, di sinetron ataupun di layar lebar, namun yang ternyata terjadi adalah hal dramatis dan kepura-puraan ternyata juga merasuk ke dalam kehidupan pribadi mereka, hal ini dapat dilihat di tayangan infotainment yang sebenarnya bentuk lain dari ghibah yang diperhalus oleh media. Di tayangan infotainment seperti itu dapat kita lihat misalnya bahwa ada pasangan selebritis yang telah sekian lama menjalani hubungan akhirnya bubar karena kabar burung adanya orang ketiga, atau ada cerita lain dimana seorang biduanita yang menangis-nangis meminta keadilan karena cintanya telah disia-siakan oleh seorang lelaki yang berpangkat tinggi dan kaya, mengiba-iba bahwa dia telah menjadi korban perasaan yang ternyata menipunya. penonton infotainment yang berakal pendek pasti akan dengan mudahnya percaya dengan kisah-kisah di atas yang sebenarnya dia rasakan agak berlebihan dan merupakan hal yang akan jarang terjadi pada manusia pada umumnya. namun kasak kusuk yang beredar mengungkapkan bahwa ternyata peristiwa-peristiwa yang menimpa para pesohor itu tidak semuanya nyata, adapula peristiwa yang ternyata adalah settingan belaka atau dibuat-buat dengan tujuan tidak lain dan tidak bukan adalah popularitas dan materi semata. Lantas kenapa publik sepertinya terlalu mudah dibodohi oleh pemberitaan terkait politikus dan pesohor seperti itu, kembali pada asumsi di awal bahwa kemungkinan publik terbius oleh unsur acting dan dramatis yang disodorkan oleh mereka dan oleh media. Seakan-akan mereka membawa dunia akting dan teater ke dalam kehidupan pribadinya, sehingga publik tergiring pada opini dan asumsi yang telah diperiapkan sebelumnya. Sebenarnya apakah drama itu dan kenapa ia bisa digandrungi sebagai salah satu bentuk seni yang mempengaruhi orang banyak? sebagian ahli mendefinisikan drama sebagai karangan yang menggambarkan kehidupan dan watak manusia dalam bertingkah laku yang dipentaskan dalam beberapa babak. Seni drama sering disebut seni teater. sedangkan unsur-unsur drama sendiri meliputi; tema yang merupakan ide pokok cerita, alur atau jalan cerita dari babak ke babak cerita, tokoh drama atau pelaku, latar atau setting yang menggambarkan tempat, waktu, dan situasi cerita, dan yang paling akhir tapi penting adalah amanat atau pesan yang ingin disampaikan pada penonton terkait drama yang dipertunjukkan. Untuk bisa berlaku atau berperan dengan baik seseorang pelaku teater atau drama tidak hanya membutuhkan latihan yang baik dan intensif, namun juga perlu adanya modal mental tertentu berupa kepercayaan diri yang tinggi serta kemampuan untuk meyakinkan orang lain.
Sebagian tokoh yang terkenal merusak dunia seperti adolf hitler pun terbiasa memakai unsur dramatis dan berlebihan di kala melakukan orasi dihadapan struktur organis partai nazi maupun unsur pendukung militerisnya. Dengan orasinya yang berapi-api ditambah unsur lingkungan yang mendukung, memang tidak bisa dipungkiri bahwa herr hitler adalah salah satu orator yang tidak bisa dianggap enteng, walaupun efeknya memberikan kehancuran bagi hampir seluruh wilayah di eropa. Terkadang juga unsur teatrikal tumbuh sendiri melalui desas-desus yang beredar dari cerita karena sedikitnya orang yang menyaksikan kejadian langsungnya. Seperti kejadian eksekusi penembakan mati ernesto che guevara dimana dia ditangkap oleh tentara bolivia di bulan oktober 1967, setelah melalui pertempuran yang melelahkan di hutan. Kisah perjuangannya yang romantis menjadi inspirasi bagi orang-orang yang mengikuti idenya di seluruh dunia. Seorang yang pandai pernah berkata bahwa untuk menjadi manusia lengkap dia harus memahami sains, filsafat, teater, dan musik klasik. Lengkap dalam hal apa dan untuk apa? Ah aku pun tak paham kawan, yang jelas memang pemahaman tentang teater dan akting akan menjadikan seseorang sebagai orang yang licin dalam pergaulan, susah ditebak apa sebenarnya yang diinginkan, dan pandai bersandiwara.

Sabtu, 03 Agustus 2013

Hubungan antara Nilai Uang dan Waktu

Mari kita berandai-andai teman, apakah yang akan anda lakukan apabila, misalkan pada suatu hari anak anda yang iseng-iseng mengikuti kuis berhadiah dari produk atau merk apapun itu, menang dan mendapatkan hadiah uang sebesar Rp10.000.000,00 dengan dua pilihan pengambilan hadiah yaitu uang akan langsung diberikan hari ini kepada anda atau diberikan 5 tahun mendatang ketika anak anda sudah dianggap dewasa? Tentu saja ada dua kemungkinan yang bisa diambil, yang pertama adalah langsung memilih untuk menerima uang tersebut saat ini juga, yang sepertinya merupakan pilihan logis yang akan diambil kebanyakan orang dan yang terakhir memilih untuk menunda penerimaan uang hadiah tersebut 5 tahun mendatang dengan berbagai alasan yang wajar dan tidak bisa dianggap jelek antara lain; sekalian menabung demi keperluan di masa depan baik itu untuk pendidikan, kesehatan, atau perumahan, atau mendapatkan bunga dari uang hadiah tersebut ataupun semata-mata meminimalisasi kemungkinan terjadinya pemborosan karena euforia yang tidak perlu. its okey, merupakan hak prerogatif anda untuk menentukan akan mengambil pilihan yang mana. namun apabila anda meninjau manakah di antara kedua langkah yang paling menguntungkan memakai ilmu ekonomi, anda akan mengetahui sebenarnya pilihan mana yang paling tepat dari pilihan yang bisa diambil dalam kondisi seperti ini.
baiklah, salah satu prinsip dan aksioma yang diajarkan pada mata kuliah keuangan atau ekonomi baik itu akuntansi tingkat menengah, manajemen keuangan, ataupun akuntansi manajemen adalah permasalahan yang berkaitan dengan nilai waktu dari uang atau dalam bahasa inggris disebut dengan konsep the time value of money. ide inti dari konsep ini adalah pernyataan bahwa “ a dollar received today is worth more than a dollar promised at some time in the future”. Bagaimana kok hal ini bisa terjadi? well, salah satu sebab dari lebih berharganya uang kas yang kita punyai di saat ini daripada di masa depan adalah adanya kejadian inflasi serta adanya suku bunga dalam duania keuangan. Inflasi atau dalam bahasa umum biasa dipahami sebagai kenaikan harga-harga tentu secara logis akan mengurangi daya/kekuatan tukar dari mata uang yang anda miliki di waktu yang akan datang, contohnya; uang Rp100,00 yang pada masa anda masih SD (medio 90an) dapat digunakan untuk membeli satu jenis makanan seperti pentol atau wafer dan satu plastik minuman es teh, akan menjadi tidak bisa digunakan membeli makanan yang sama pada waktu 6 tahun yang akan datang. Sedangkan peran faktor suku bunga akan berpengaruh pada kasus ketika anda memiliki tabungan di bank yang kita asumsikan saja memberikan imbalan bunga sebesar 1% - 1,5%, dengan adanya bunga tentunya di masa depan anda akan memiliki uang lebih banyak daripada yang anda tanamkan di masa sekarang, setelah dipotong biaya administrasi tentunya. Akan tetapi yang perlu diperhatikan adalah walaupun jumlah tabungan akhirnya memang akan lebih banyak, jumlah uang yang lebih banyak itu harus berhadapan dengan harga barang dan jasa yang naik karena proses inflasi. therefore, penerimaan uang di saat ini tentu lebih berharga daripada menerima uang di masa mendatang. perhitungan yang lebih teknis lagi akan diperlukan ketika anda ingin mengetahui berapa sebenarnya nilai uang sekarang dari sejumlah uang yang akan diterima pada waktu yang akan datang. perhitungan ini merupakan penghitungan yang dalam istilah keuangan disebut dengan present value of money dengan rumus sebagai berikut : PV = FV X PVf,i,n. Present value factor (PVf) merupakan angka faktorial untuk menghitung besarnya present value pada tingkat suku bunga tertentu sebesar i (interest) pada periode penerimaan uang/bunga sebanyak n periode. setelah faktor present value tersebut ditemukan pada tabel atau dihitung sendiri maka selanjutnya dikalikan dengan future value jumlah uang yang akan diterima, kita misalkan sepuluh juta di atas. ilustrasi perhitungan untuk mencari nilai sekarang dari uang Rp10.000.000,00 pada tingkat suku bunga sebesar 11% per tahun dengan periode 5 tahun akan menghasilkan nilai faktor sebesar 0,593 yang ketika dikalikan dengan future value Rp10.000.000,00 akan menghasilkan nilai sekarang atau sebesar Rp5.930.000,00 (artinya uang 10 juta di masa depan sebenarnya bernilai 5,9 juta di saat ini sesuai asumsi di atas)
Begitulah kira-kira perhitungan nilai waktu secara present. Lalu kalau ada perhitungan nilai sekarang tentu adapula perhitungan nilai masa depan dari sejumlah uang yang diketahui besarnya sekarang dong. bagaimana implementasi dari perhitungan future value ini? well, taruhlah setelah anda akhirnya memutuskan untuk menerima hadiah uang saat ini juga, kemudian atas nasihat keluarga atau mungkin financial planner anda, anda disarankan untuk menginvestasikan uang tersebut pada berbagai ragam investasi yang ada. kemudian anda berminat untuk menginvestasikan uang tersebut pada Bank A dengan suku bunga 8% dengan rencana investasi tiga tahun sehingga dengan perhitungan FV = PV X FVf,i,n. tabel faktorial menunjukkan nilai sebesar 1,25971 sehingga nilai masa depan dari uang Rp10.000.000,00 tersebut tiga tahun mendatang adalah Rp12.597.100,00. (dengan mengalikan future value factor 1,25971 ke 10 juta dihasilkan nilai 12,59 juta, asumsi suku bunga sama) Hal lain yang perlu diperhatikan lagi dalam penghitungan nilai present value ataupun future value dari sejumlah tertentu uang adalah kondisi tentang bunga atau yang dalam istilah perbankan biasa disebut dengan interest. Perhitungan bunga pada dunia bisnis memakai metode bunga biasa yang dihitung dengan prosentase sama atas principal per periode pembungaan. Ataupun memakai metode bunga berbunga (compound interest) yang mana perhitungan atas bunga yang terjadi merupakan perkalian dari portion (bagian tahun) dikali tarif suku bunga dikali nilai principal yang telah ditambahi bunga yang diterima sebelumnya. Apabila pembungaan compund yang seperti ini dipakai maka perhitungan nilai waktu uang tentu akan menjadi sedikit lebih ribet lagi daripada yang diilustrasikan di atas. So, begitulah penjelasan singkat mengenai hubungan nilai waktu dengan uang, kondisi dalam keuangan yang dapat terjadi karena pengaruh suku bunga yang merupakan senjata kaum bankir dan pemodal kapitalis di masa sekarang. penulis sendiri secara pribadi mengetahui kalau bunga atau riba itu adalah haram hukumnya dan sebisa mungkin menjauhi hal tersebut, akan tetapi karena kurikulum mengharuskan mahasiswa belajar tentang ekonomi yang mencakup ekonomi barat (western) maka mau tak mau penulis harus memahami tema seperti ini, and again tulisan ini hanyalah sebuah ilustrasi saja untuk memudahkan pemahaman dalam bidang ekonomi dan sebenarnya menimbulkan akibat buruk berupa ketidakstabilan dalam dunia makroekonomi apabila diterapkan secara terus menerus dan sangat bersenjang, well once again kita boleh saja tahu ilmunya, dan kita tetap bisa memilih tidak ikut-ikutan dalam hal ini, hahaha, see you next time..!!

Minggu, 16 Desember 2012

Sebuah Analogi tentang Proses Audit

Lama berkecimpung di suatu bidang pekerjaan akan membuat anda terbiasa, akan tetapi belum tentu membuat anda menjadi yang terbaik di bidang itu, yahh hal itu biasa akan terjadi apabila seseorang melakukan sesuatu secara periodik dan berkelanjutan, apakah karena alasan hobi,tugas, atau karena sekdar iseng belaka. hal ini disadari betul oleh penulis, dalam bidang pekerjaan pengauditan misalnya, meskipun telah beberapa kali ditugaskan melakukan audit, akan tetapi tidak menjamin pelaksanaan tugas yang selanjutnya menjadi lebih benar dan bermakna, lebih cepat mungkin iya, karena dari waktu ke waktu pasti memori mengenai step by step pelaksaan pekerjaan telah diketahui, akan tetapi terkadang esensi dan substansi dari pekerjaan tersebut belum benar-benar dimengerti, sehingga walaupun akhirnya pekerjaan tersebut selesai juga, di dalam otak masih terdapat berbagai pertanyaan yang seharusnya sudah hilang tatkala pekerjaan selesai. okelah, alhamdulillah atas berkah Allah subhanahu wa taala, yang kemudian menakdirkan adanya program pendalaman dan penglanjutan kuliah akhirnya penulis mendapatkan sebuah kesempatan berharga lagi untuk memperbaiki kapabilitas dan berbagai skill yang harus dikuasai oleh seorang pemeriksa dengan baik.
salah satu hal yang akhirnya dapat penulis pelajari lagi di umur dewasa setelah dahulu kebanyakan tidak berkonsentrasi di waktu remaja adalah bidang pengauditan, entah bagaimana implementasi pengauditan di dunia kerja, waktu itu penulis kadang berpikiran seperti itu, nah secara ilmiah Wikipedia mengatakan bahwa yang dimaksud dengan audit adalah “an evaluation of a person, organization, system, process, enterprise, project or product. The term most commonly refers to audits in accounting, but similar concepts also exist in project management, quality management, water management, and energy conservation.” oke, mari kita batasi term audit di sini di bidang akuntansi sehingga didapatkan pengertian yang lebih spesifik lagi yaitu “Financial audits are performed to ascertain the validity and reliability of information, as well as to provide an assessment of a system's internal control. The goal of an audit is to express an opinion of the person / organization / system (etc.) in question, under evaluation based on work done on a test basis” Pengertian di atas adalah pengertian secara umum, ilmiah, dan akrab di telinga para akuntan dan auditor kelas teri sampai kelas dewa, tapi bagaimana memberikan pemahaman mengenai auditing terhadap seorang newbie accounting freak atau bahkan masyarakat awam pada umumnya?? well, seorang yang ahli di bidangnya tentu memiliki cara yang mudah untuk menerangkan sesuatu yang sulit kepada seorang newbie dengan cara yang mudah, begitu gambaran yang ideal, so bagaimanakah pemberian pengertian yang mudah tersebut? salah satu caranya adalah dengan menggunakan analogi secara umum atau familiar kepada objek pembelajar. salah satu dosen penulis yang budiman pada suatu masa perkuliahan memberikan sebuah analogi tentang proses auditing dengan contoh yang amat sangat gamblang dan mudah diingat. objek analogi tersebut adalah wanita, dicontohkan bahwa ada beberapa orang lelaki yang sedang dalam proses mencari istri yang terbaik untuk dirinya, dan diketahui juga ada seorang wanita berinisial W yang sedang dalam proses yang sama, berdasarkan perkenalan dan pengumpulan data tentang W diketahui bahwa W memiliki karakteristik; cantik, sholihah, kelas ekonomi menengah, berpendidikan S1, tetapi sekaligus juga pemarah, tidak pandai memasak, dan sering mendengkur dalam tidurnya.
maka evaluasi pun dilakukan oleh tiga orang lelaki (LA, LB, dan LC) di sini, LA menilai bahwa W adalah W yang ideal untuk dijadikan istri, hanya saja dia menganggap sifat pemarah W adalah salah satu poin yang tidak bisa diterima dengan mudah, mengingat LA memiliki sifat kalem, rendah hati, dan supel maka LA menganggap sifat pemarah W adalah sesuatu yang fatal sehingga LA batal meminang W. Lelaki yang kedua LB tidak begitu mempermasalahkan sifat pemarah dan tidak pandai memasak W, hal ini dikarenakan W sendiri juga kadang tidak bisa mengontrol emosi dan berniat bersama-sama memperbaiki keadaan mental bersama W apabila mereka berumahtangga, dan karena LB cukup kaya, masalah masak-memasak bisa diserahkan kepada pembantu, however, LB tidak meneruskan lamaran karena W diketahui suka mendengkur, LB kurang suka terhadap hal ini, walaupun sebenarnya LB menganggap hal itu tidak terlalu bermasalah,. kemudian lelaki yang ketiga LC, adalah seorang yang berbadan tegap, pemberani akan tetapi lembut hatinya, baginya tidak masalah sifat pemarah W karena dia merasa akan dapat mengantisipasinya di masa berumah tangga, begitu juga dengan kurangnya keahlian memasak, dan mendengkur W, yang dalam pikiran LC akan dapat ditolerir dan hilang apabila saling mengerti dan mengkondisikan. akhirnya Lc pun menikahi si W. Analogi tersebut kemudian dibawa ke ranah keilmuan, di bidang audit akuntansi sebagaimana disinggung di depan. bapak dosen mengatakan apabila ketiga lelaki diandaikan sebagai auditor public dan si W sebagai entitas bisnis auditan, dapat disimpulkan bahwa masing-masing KAP akan memberikan opini atas laporan atau proses bisnis entitas W secara berbeda-beda. KAP LA akan memeberikan opini Tidak Wajar terhadap W karena menganggap ada sesuatu yang janggal dan besar secara materialitas dalam apa yang dilaporkan si W, kemudian KAP LB dapat beropini Wajar dengan Pengeculian karena menganggap apa yang dilaporkan W memiliki beberapa pengecualian/masalah yang menurut KAP LB tidak cukup signifikan sehingga tidak merubah penilaian atas W secara keseluruhan, kemudian KAP LC akan berpendapat semua yang dilaporkan oleh W sudah wajar dan tidak ada masalah yang material sehingga KAP LC beropini atas W dengan opini Wajar tanpa Pengecualian.
Analogi yang diberikan oleh bapak dosen tersebut memudahkan para pembelajar memahami proses audit dan pemberian opini dengan mudah, hanya saja TERDAPAT KELEMAHAN dan BISA MENGAKIBATKAN SALAH PEMAHAMAN atas proses audit di dunia nyata. di dunia nyata pemeriksaan atau audit, para auditor memakai berbagai pedoman atau standar akuntansi seperti PSAK, PSAP, dan peraturan lainnya dalam mengaudit dan beropini atas entitas, apabila analogi di atas dipakai maka seakan-akan proses audit dipahami sebagai sebuah proses yang tidak similar atau berbeda-beda tergantung pertimbangan masing-masing tim auditor, padahal idealnya semua auditor memakai pedoman dan prosedur yang sama tatkala mengaudit sebuah entitas. memang TERDAPAT PENGECUALIAN misalnya ketika terjadi sebuah masalah yang dilaporkan oleh entitas yang tidak atau belum diatur dalam berbagai pedoman akuntansi sehingga para auditor harus memakai penilaiannya secara subjektif atau biasa disebut dengan professional judgment , akan tetapi judgment auditor pun seharusnya didasarkan pada kerangka konseptual atau prinsip-prinsip akuntansi mendasar yang sama sehingga judgment yang dihasilkan seharusnya tidak terlalu berbeda jauh. PERBEDAAN JUDGMENT memang bisa saja terjadi di antara auditor, dikarenakan perbedaan masa tugas dan pengalaman yang akhirnya memberikan cara kerja, judgment, tanggapan, dan perlakuan yang berbeda dalam menyikapi suatu masalah yang sama yang terjadi pada sebuah entitasauditan. yahhh, seperti itulah sebuah analogi yang diharapkan dapat membantu para newbie dan masyarakat umum memahami proses audit di awal-awal tingkat pembelajaran, hanya saja analogi tersebut tetap saja harus disesuaikan dengan berbagai pemahaman standar dan rumus dasar dalam akuntansi dan auditing. selanjutnya apakah hasil audit atau opini yang baik selalu menjamin tidak adanya penyimpangan, fraud, atau, cooruption dalam sebuah entitas, ?? well hal ini akan dijawab dan dijelaskan pada kesempatan yang lain, karena sudah merupakan materi auditing tingkat menengah,, see yaa in next journal all dear newbie and expertian !!! :D and dont forget to follow @duistjayk

Rabu, 19 September 2012

Tentang Pernyataan Balzac (Antithesis dan atau Tafsir Alternatif)

Novel Godfather karangan Mario Puzzo yang terkenal itu di buka oleh sebuah pernyataan dari Balzac yang berbunyi “ In every great fortune there is a crime” . Balzac yang merupakan seorang novelist and playwright itu mungkin mengatakan hal itu berdasarkan pengalaman dan jalan hidupnya. In every great fortune there is a crime secara bahasa dapat diartikan sebagai “dalam setiap keberuntungan/kesuksesan besar terdapat kejahatan”. Ketika membaca dan kemudian memikirkan hal ini, dalam hati saya merasa keberatan dan menyimpan sebuah rasa ketidaksetujuan, karena dari pengalaman dan pandangan pribadi saya merasa hal itu tidak sepenuhnya benar. Dalam kehidupan sehari-hari, kita tahu bahwa kejahatan, kecurangan, atau kriminalitas tidak selalu berada di belakang keberuntungan seseorang atau kekayaannya yang berlimpah, bisa saja berasal dari kerja keras atau memang keberuntungan yang dianugrahkan dari langit. Sebaliknya kecurangan dan kejahatan bisa muncul di balik sebuah kesialan atau kekurangan yang besar yang bisa sampai melelahkan atau melilit seseorang atau sekelompok orang sebagai hubungan sebab akibat dari kecurangan yang telah dilakukan. Pada dasarnya kecurangan, penyimpangan,atau kejahatan adalah sebuah perlakuan, perbuatan atau pernyataan yang menolak, berseberangan dan atau melawan kebenaran, atau kepastian dan kekuatan dari sebuah hukum atau postulat yang bersifat hakiki atau benar secara objektif dan berterima umum.
Dikarenakan sifat dasarnya itulah maka hasil dari kecurangan atau kejahatan pada sebagian besar kasus adalah keuntungan yang ekstrim yang diharapkan akan terjadi pada diri pelaku, kelompok pelaku, atau pihak yang diinginkan oleh sang pelaku. Pernyataan Balzac akan menjadi benar ketika perilaku curang atau jahat tersebut sukses tanpa halangan tanpa ada yang menghalangi terjadinya hal tersebut. Akan tetapi sebagaimana kita tidak dapat menebak mata dadu berapa yang akan muncul ketika bermain, sebagus dan serapi apapun scenario negative yang dibuat selalu mempunyai kemungkinan untuk terungkap, seberapapun kecilnya kemungkinan tersebut. Ketika terungkap itulah maka kemungkinan besar si pelaku akan mengalami kesulitan atau permasalahan akibat perilakunya tersebut. Pada akhirnya selalu ada kemungkinan si pelaku akan mendapat hukuman dari perbuatan tersebut yang mengakibatkan si pelaku terjerumus ke dalam kesialan atau hukuman yang berat. Mungkin Balzac yang lahir dan besar di Prancis menyatakan hal tersebut karena pengalaman hidup dan pandangannya berkaitan dengan berbagai peristiwa yang terjadi di sekelilingnya. Adapun tafsiran alternatif dari pernyataan Balzac tersebut adalah dengan adanya kondisi pendukung tertentu dan bersifat special pada diri pelaku kejahatan, yang bisa berupa berlimpahnya harta benda atau kedekatan dengan pemilik kekuasaan.uang bagaimanapun juga adalah benda “sakti” yang sampai batas tertentu bisa menjungkirbalikkan fakta, serta konsekuensi yang seharusnya terjadi. Uang akan mempunyai kekuatan seperti itu ketika terdapat satu lagi kondisi istimewa beruparusaknya moral dan perilaku orang-orang yang berwenang sebagai penegak hukum, dengan menggunakan instrumen “uang” sebagai factor pengalihan dan penjungkirbalikan kebenaran maka si pelaku akan selamat dan kembali pada kehidupannya yang sejahtera seperti semula.
Akan tetapi kondisi khusus “keberlimapahan uang” serta “kerusakan moral penegak hukum” kembali akan gagal jika ada satu lagi kondisi khusus, yaitu “kemauan politik mayoritas” atau “kemauan kekuasaan yang berwenang” yang menginginkan si pelaku kejahatan karena telah terkenal busuknya memaksa untuk dijatuhi hukuman. Ketika kondisi khusus yang terakhir ini kuat dan mampu menyetir keadaan , maka si pelaku dan bahkan beserta para penegak hukum yang korup akan terjebak dalam kesulitan, menghilangkan kesejahteraan yang mungkin mereka nikmati sebelumnya. Walau bagaimanapun juga Balzac tidak sepenuhnya salah, hanya saja terdapat berbagai kondisi khusus yang harus ada dan yang harus tiada dalam rangka mewujudkan pernyataan tersebut, sebagaimana terjadi di negeri ini, di saat ini.

Sabtu, 10 Desember 2011

Lelakon : Rapat Perang Bala Kurawa

Alkisah, dalam sebuah lakon yang jarang diketahui oleh para dalang pakem atau carangan di dataran tanah jawa, pada suatu hari di waktu pagi menjelang siang di aula istana hastinapura duduk sang raja yang bergaya adidaya tanpa tandingnya, Raden Duryudana, sulung adri seratus kurawa yang terkenal keras kepala dan digdaya, di sampingnya duduk bersila di lantai beralaskan karpet kerajaan, Raden Lesmana Mandrakumara putra mahkota yang sombong, tinggi hati akan tetapi sebenarnya lemah, berkepala angin dan tidak mempunyai kesaktian sedikitpun, kemudian di depan mereka, di samping sebelah kiri duduk bersila sang guru besar Pandawa dan Kurawa, Begawan Durna yang sakti mandraguna, sang brahmana yang ahli perang dan expert dalam masalah memegang semua senjata. Kemudian di samping Durna tidak salah lagi duduk juga sang Patih Hastina yang mengangkat dirinya sendiri, Patih Arya Sangkuni, yang penuh tipu daya dan licik, paman Duryudana yang sering dianggap sebagai biang kerok permusuhan pandawa dan Kurawa. Disi lainnya duduk adik-adik dari Duryudana, beberapa orang terkemuka dari kaum kurawa bersaudara, yang pertama tentu saja Raden Dursasana, ngomongnya gaduh dan kasar, congkak serta amoral, seperti tipikal kurawa pada umumnya. Kemudian duduk juga Adipati Karna, ksatria saudara gelap Pandawa yang lebih setia pada Duryudana daripada adik-adiknya sendiri, Adipati Karna sang andalan perang kaum kurawa, begitu setia dia kepada sang raja Duryudana. Hadir juga Raja dari kerajaan Mandraka, Prabu Salya, Ksatria sekaligus mertua dari Duryudana. Jauh agak di luar lingkaran para pembesar ini duduk adik-adik kurawa, Durjaya, Citraksa, Citraksi, Durmagati,, kemudian Bambang Aswatama, dan si setengah raksasa Burisrawa.

Rupanya siang itu aula kerajaan di pakai untuk membahas strategi perang keluarga kurawa menjelang perang besar bharatayuda melawan keluarga Pandawa demi memperebutkan tahta kerajaan Hastinapura, perang besar yang akan dipenuhi laga antar pahlawan andalan dan sakti dari masing-masing pihak, clash of the titans di dunia pewayangan..
Duryudana : “Para Pembesar dan keluarga Kurawa sekalian sebagaimana kita ketahui, rapat ini kita adakan untuk membahas strategi perang melawan pendawa yang akan terajdi beberapa hari lagi di padang kurusetra, kira-kira apakah ada susulan dari sekalian kerabat kurawa untuk menghadapi mereka”
Sangkuni : “hehehehe, dimas Duryudana anakku, jangan terlalu tegang lah, seudah jelas banyak ksatria hebat di pihak kita, begitu juga ribuan prajurit dari hastina serta negara koalisi yang mengikuti dimas ini.. hehehe…”
Durna : “Betul itu perkataan adi cuni, nakmas Duryudana, dengan para ksatria kita, kita pakai saja startegi, blitzkrieg a la jermania dulu ketika melawan perangcis, pasti rontok mereka.. “
Dursasana : “wahahahahaha,, hohoho,, betul itu kangmas duryudana, kita libas mereka pake strategi bliskrik, eh apa itu tadi paman guru Durna ?, kok aku ora mudeng arti bliskring itu,, wahahaha hohoho..”
Salya : “bagaimanakah pelaksanaan dari strategi blitzkrieg itu Begawan Durna, biar kita bisa sepakat dan segerakan dalam peperangan kelak, meskipun aku rasa pandawa tidak lah mudah untuk dikalahkan,,,”
Durna : “Blitzkrieg berarti serangan kilat wahai kerabat kurawa sekalian, artinya kita gempur dengan cepat dan deras mereka, bisa dengan memakai formasi tempur garuda ngleyang atau kebo nyeruduk dengan menempatkan para satria andalan seperti Dimas Karna, Prabu Salya atau siapa lagi di depan formasi pasukan tersebut..”
Karna : “sendhika dawuh bapa guru, jika itu adalah yang terbaik, ..”
Durna : “kemudian setelah barisan mereka terbelah bisa kita hancurkan dengan serangan sayap yang bisa dipimpin oleh Burisrawa dan juga anakku Bambang Aswatama,”
Duryudana : “usulan yang bagus bapa guru, akan tetapi berarti kita akan menggempur memakai kuda-kuda terbaik hastina, lalu juga pasukan gajah di belakangnya,..??”
Durna : “ bisa juga begitu raden, karena gajah memiliki power yang besar tapi kurang kecepatan,, mereka bisa menjadi kekuatan pemukul di belakang formasi garuda ngleyang,,”
Burisrawa : “ sendhiko raden ,, lalu di manakah saya bisa bertarung agar bisa segera menghajar si bima kunting, Setyaki yang kemaki itu.. ?? wahahahaha”
Durna : “ kalian bisa berada di sayap sayap pasukan burisrawa, karena sayap yang kuat adalah keukuatan dari formasi perang capit urang,, jadi kita akan kuat di tiga sektor tersebut..”

Sangkuni : “hehehehe, sepertinya habisnya pandawa tinggal menunggu waktu saja kakang Durna, Dimas Duryudana..”
Duryudana : “ akan tetapi kerabat kurawa sekalian mereka juga ada serangan udara semacam Pesawat pembom stuka jermania, di pihak mereka ada Gathutkaca yang bisa terbang dan mengancam pasukan kita, kemudian ada bocah mbalelo fire bender Bambang Wisanggeni, serta satria Jangkarbumi raja para ular si Antareja itu.. “
Sangkuni : “ hehehehe., bukankaj di sini ada sang pemegang Panah Kunto, Adipati Karna, tinggal shoot aja itu Gathutkaca, habis lah dia, kemudian menurut info yang aku dengar dimas, para dewa di kahyangan jonggringsaloka tidak akan mengizinkan baik Wisanggeni atau Antareja untuk ikut berperang dengan kita,, bahkan kurasa Kresna pun tahu itu dimas,, hehehehe”
Duryudana : oh begitukah paman Sengkuni, kalau iya, berkuranglah kekuatan mereka, dan dekatlah kemenangan kurawa atas Hastina,, hahaha”
Lesmana : “asyiik kalo begitu aku bisa jadi raja terus setalah bapa ya ?? hahahaha,, asyiikk”
Durna : “akan tetapi memang nampaknya tidak semudah yang aku sangka untuk menang dari Pandawa Dimas, mengingat di sana kelima anak muridku itu pun saktinya mandraguna seperti setengah dewa,, huufftt”
Lesmana : “enggak bisa ya kalo kita minta bantuan Batari Durga biar membantu kita dengan pasukan lelembutnya biar kita menang..”
Tiba-tiba dari luar aula datang sesosok yang tidak begitu asing lagi, Raden Jayadrata, ksatria kurawa suami dari satu-satunya perempuan kurawa Dewi Dursilawati, masuk sambil tergopoh-gopoh dan segera mengikuti rapat.
Duryudana : “hai Jayadrata dari manakah engkau dimas, kenapa telat dan terburu-buru begitu ?”
Jayadrata : “maafkan saya raden, saya tadi pergi sebentar memantau medan perang kurusetra, saya ingin memastikan dan melihat kondisi lapangan perang tersebut Raden,, “
Sangkuni : “santai saja nakmas Jayadrata, kita pasti menang melawan mereka,, hahahaha”
Jayadrata : “semoga saja begitu paman Sengkuni, kita harus mebela kerajaan dan kehormatan marga keluarga Kurawa”
Duryudana : “baiklah kalo memang begitu, kita sela dulu rapat ini, hari sudah siang, alangkah baiknya kalau kita makan dulu kemudian beristirahat, rapat bisa kita lanjutkan di malam hari nanti..”
Durmagati, yang sedari tadi diam saja tiba-tiba menyela, “eh kangmas Duryudana yang saya hormati, bagaimana kalau..”
Duryudana : “kalau opo dimas Durmagati?”
Durmagati : “ bagaimana kalo kita ndak usah perang saja, Pendhowo itu kan yo sodara kita juga, kita bagi aja apa kerajaan Hastinapura ini seperti yang diminta sama Puntadewa itu..”
Duryudana : “hah? Opo? Ora sudi aku dimas, mendingan aku mati wae daripada berbagi kerajaan dengan Pendawa itu..”
Sangkuni : “bener kata Kakangmu itu Durmagati, Raden Duryudana adalah pewaris sejati dari kerajaan Hastina, mana bisa berbagi seperti itu, kowe iki ana-ana wae,, durmagati..”
Durmagati : “ alah yo uwes lah nek gitu,, kita ini kan bisa gak usah repot-repot adu nyawa sama mereka,, lhadalaaahh..”

Dan demikianlah rapat perang Kurawa menjelang Baratayudha, kelak di perang tersebut mereka akan kalah dan merasakan akibat dari kesombongan dan angkara murka. Kejahatan tidak akan pernah menang dari kebaikan dan kejujuran, kalaupun kejahatan kadang ada di atas kebenaran, maka hal itu tidaklah akan selamanya dan hanya sebentar saja…

(bersambung ke : Lelakon – lelakon Baratayudha yang lainnya ; gambar diambil dari website pewayangan) by @dwizztyo

Minggu, 16 Oktober 2011

Hubungan antara Tugas Negara dan Backpacking

Menjadi blogger yang rajin menulis memang tidak mudah kawan, termasuk saya sendiri harus mengakui hal itu, kadang karena kesibukan dan pekerjaan yang datang silih berganti saya jadi tidak bisa konsekuen dan konsisten dalam menulis di blog sendiri, padahal ada pepatah yang mengatakan “rajin pangkal pandai, hemat pangkal kaya, blogging pangkal bahagia” yah pa boleh dikata,, salah satu kendala yang kadang menghalangi saya untuk selalu meng-update adalah tuntutan pekerjaan yang terkadang membuat saya tidak sempat menulis di dunia maya, pekerjaan yang mengharuskan saya pergi dari kota tempat bekerja ke kota atau tempat lain untuk menunaikan tugas, bisa dalam daerah atau luar daerah, kalau jaman sekarang mirip-mirip lah dengan istilah “backpacker”. Namun kawan, jangan salah karena perjalanan yang saya tempuh di akomodasi oleh negara, dalam arti diberikan uang transport, makan, penginapan, dan uang harian sesuai dengan apa yang diputuskan oleh Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri (baek banget dehhh…) maka backpacker nya pun bukan murni backpackeran a la teman-teman yang memang niat dan nekat untuk melakukan travelling sekehendak hatinya, karena ada rambu-rambu bagi saya dan juga teman-teman lain yang juga kadang bertugas seperti ini, sebutannya boleh lah kita rubah sedikit menjadi “state-packer” (wuiihh keren..) atau “govtraveller” (eduuunn…) atau apalah terserah yang mencerminkan substansi pelaksanaan tugas dan pengistilahannya dengan tepat.. adapun rambu-rambu yang harus selalu dipenuhi kala melakukan hal itu adalah.. :
1. Melaksanakan tugas yang diamanatkan oleh negara/badan/lembaga/kementrian/instansi dengan benar, tepat, dan penuh pertanggungjawaban, apa tugas yang diberikan?? Jikalau anada bingung karena kadang memang kita ditugaskan pada hal yang ukan tugas pokok dan fungsi utama kita, jangan bingung dan malah keluyuran tak jelas, solusinya adalah ambil surat tugas dan baca apa yang tertulis di situ.. biasanya akan tertulis pernyataan :
Badan/Kementrian/Lembaga/Instansi Bla Bla Bla
Menugaskan kepada :
1. XXXX bin XXXXXY
Untuk : melakukan tugas xxxxxx dalam rangka xxxxxx di xxxxxx dari tanggal xx s.d. xx
Selesai lah satu masalah.. maka anada kan mengerti apa yang ditugaskan dan mari kita laksanakan dengan baik dan penuh tanggung jawab..
2. Membawa Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) lembar 2 dan memintakan tanda tangan pejabat yang berwenang sesuai urusan kita di tempat tujuan, beserta memintakan stempel tempat yang terkait sebagai bukti bahwa kita telah sampai di situ dan melaksanakan tugas,, ingat teman jangan sekali-sekali memalsukan tanda tangan dan stempelnya lalu anda malah keluyuran tak jelas karen itu berdosa dan kata bang haji Oma Irama itu “terr llaaa lluuu…..”
3. Kemudian sebagaimana saya singgung di atas, karena perjalanan ini dalam rangka tugas dan dibiayai oleh negara maka tentu negara akan meminta pertanggungjawaban dari kita, nahh lho..
Karena keputusan Menkeu bilang bahwa biaya seperti tiket dan penginapan kita dibayar secara at cost, setelah sampai di tempat kerja kita harus menyerahkan tiket kendaraan beserta pungutan atau pembayaran lain yang terkait kepada bendahara pengeluaran atau sub bag keuangan di tempat kita bekerja, begitu pula dengan biaya penginapan, bill atau faktur dari hotel yang kita inapi itulah yang diberikan ke negara karena secara nyata itulah yang terjadi.. kemudian apabila ternyata ada kelebihan atau kekurangan uang yang kita terima dengan dokumen pertanggungjawaban yang terjadi, yam au gak mau akan terjadi pengembalian atau penambahan atas uang perjalanan dinas tersebut..

Yah kira-kira itulah beberapa hal-hal yang harus dicermati ketika melakukan perjalanan dinas ketika kita bekerja, agak sedikit berbeda dengan para backpacker yang sangat free dan independen ketika melakukan perjalanan, akan tetapi jangan buru-buru merengut dulu teman, walau berbeda dalam beberapa hal, akan tetapi karena esensi dari kegiatan yang dilakukan adalah menempuh perjalanan maka antara backpacker dan perjalanan dinas pun masih mempunyai beberapa kesamaan, berdasarkan pengalaman pribadi saya kesamaan itu antara lain adalah;
1. Biaya perjalanan yang kadang murah, dan kelasnya tidak terlalu tinggi, ya iya lah, kalo orang yang backpacker karena mau nya gak makan biaya mahal ya nyarinya transportasi yang murah, hal seperti ini terjadi juga pada para pegawai yang pangkatnya sedang-sedang saja (contohnya : saya) karena otoritas keuangan di negeri ini mengatur bahwa rate perjalanan adalah kelas ekonomi dan eksekutif, maka ya mau tak mau alat transportasi yang dipakai ya yang itu-itu juga. Hal yang sama juga akan terjadi pada hal penginpana di hotel, wisma, atau losmen,,
2. Adanya kegiatan menggelandang di dalam perjalanan atau di tempat tujuan, tenang kawan, menggelandang di sini bukan yang konotasinya jelek ya,, maksudnya itu adalah “jalan-jalan kemanapun kaki melangkah” wuiihh keren banget kan. Nah, setelah pekerjaan yang ditugaskan selesai sementara waktu pulang ke tempat kerja masih lama maka itu bisa dimanfaatkan dengan berjalan-jalan atau bermain-main ke tempat yang belum pernah dikunjungi atau sangat senang untuk dikunjungi kembali, inilah salah satu unsur kenikmatan dalam travelling..
3. Datangnya pengalaman baru atau pelajaran hidup yang gak akan didapat kalo kita berdiam diri saja, (edaasssss… berat oey..). gimana maksudnya? Begini, tentu dengan pengalaman yang baru di dalam perjalanan atau tempat yang belum pernah dikunjungi akan mendatangkan wawasan baru yang ke depannya akan diharapkan memnuat kita menjadi tambah bijaksana dalam kehidupan dan juga mengurangi stress dalam menghadapi rutinitas pekerjaan yang kadang begitu-begitu saja..

Nah demikianlah beberapa penjelasan mengenai serba-serbi travelling dengan tugas bagi para abdi negara, dan sedikit hubungannya dengan backpacker an yang dilakukan oleh para pemuda yang memang sebenarnya sangat bermanfaat bagi pribadi, perkembangan ekonomi secara makro dan mikro, dan efektifitas serta efisiensi dalam menjalanakan reformasi birokrasi (apa seehhh ..). semoga penjelasan kali ini mecerahkan, dan ingatlah pepatah ini “dunia tak selebar daun talas” serta “bagaikan katak dalam sangkar emas” atau “buku dan google adalah jendela dunia” niscaya anda akan mengerti.. :D

Sabtu, 04 Juni 2011

Romeo + Juliet (Sebuah Gubahan)

Di kota Verona, italia.. tersebutlah seorang pemuda yang tampan, kaya dan terkenal sebagai pemikat wanita yang sedang risau hatinya.. romeo nama pemuda itu, dia adalah seorang anak lelaki kesayangan tuan tanah di kota itu, tuan montague. Romeo, sang pemuda yang rupanya sedang risau karena jatuh cinta kepada seorang wanita yang benar-benar membungakan hatinya,, wanita yang bernama Juliet capulet,, putri seorang pembesar lain kota Verona, tuan capulet, yang sayangnya berseberangan jalan dengan keluarga montague.. suatu sore, Romeo mengadukan kegundahan hatinya kepada Benvolio, sepupu sekaligus sahabatnya..
Romeo : “oh, wahai benvolio sahabatku,, apakah kau tahu bagaimana caranya meredakan gundahnya hatiku..”
Benvolio : “ada apakah wahai sepupuku yang kuhormati,, apakah semua ini dikarenakan putri capulet yang di mata dan hatimu kini menjadi bagaikan seorang bidadari ??”
Romeo: “wahai sepupuku yang baik hati, sungguh betapa tepatnya dugaan mu itu, tidaklah keadaanku ini melainkan karena disebabkan oleh seorang makhluk Tuhan yang jelita itu.. betapa sungguh hebatnya Tuhan yang Esa mengatur semua ini.. wahai saudaraku.. sungguh semenjak tatapan matanya yang indah dan senyumnya yang dalam menusuk jiwa masuk ke dalam hatiku,, aku tidak bisa melupakannya.. oh seandainya kami tidak bertemu pandang di tangga itu..”
Benvolio : “kalau begitu keadaannya wahai romeo, temuilah dia dan katakana apa yang ada di hatimu,, janganlah kau simpan hal itu di dalam hatimu,, sungguh pujangga dan ulama besar Arabia berkata bahwa obat bagi seorang pecinta adalah bersatu dengan orang yang dicintainya..”
Romeo : “begitukah menurutmu wahai saudaraku? Tidakkah hal ini berbahaya bagiku, keluarga kita? Bahkan bagi dia dan keluarganya??”
Benvolio : “memang segala sesuatu ada halangan dan resikonya saudaraku.. apalagi untuk mendapatkan apa yang kau ingin kan dan kau cita-citakan,,”
Romeo: “ohh, sungguh bijaksana kau wahai saudaraku,, doakan lah keselamatan untukku dan kebahagiaan untuk kami semua wahai benvolio, anak saudara ibuku..”
Maka pergilah sang pemuda romeo, menuju kediaman pujaan hatinya, rumah tuan capulet yang ironisnya saat itu menjadi tempat yang paling berbahaya dan mengancam jiwanya sendiri.. sampai di situ, romeo mengendap-endap dan menemukan Juliet sedang memandang keluar jendela..
Juliet : “oh Tuhan ku, apakah salahku sehingga aku engkau takdirkan bertemu dan mengingat seseorang yang bernama romeo montague, yang nama keluarga nya menjadi halangan bagi ku? Wahai Tuhanku apakah pula salah nama yang ada padanya sehingga dia menjadi seakan-akan haram untuk bersama denganku.. ?
Juliet : “ oh, apalah arti sebuah nama ?? bunga mawar tetaplah akan harum walau namanya berganti.. oh seandainya namamu bukan lah namamu… oh Tuhan..”
Romeo, yang telah lama mendengar dan bersembunyi akhirnya melompat dan berkata..
Romeo : “wahai bidadari ku, aku rela membuang namaku untu tetap bersama dengan mu..”
Juliet : “oh tidak, wahai romeo.. kenapa kau ada di sini,, tidak tahukah engkau , jiwa mu dalam ancaman jika berada di dalam sini..”
Romeo : “tidak ada takut dan rugi bagi ku jikalau dapat bertemu dengan mu wahai gadis yang menjadi bunga tidurku,,”
Juliet : “ ohh, seandainya saja kita bisa bersama, apa yang harus aku lakukan,, kesalahan orang-orang tua kita telah menyulitkan kita untuk bersatu..”
Romeo : “ oh, wahai putri pujaan hati.. tidak ada halangan dan keraguan bagi ku untuk selalu mencintaimu,, tidak peduli apakah orang tua kita berbeda dan bermusuhan,, ataukah golongan kita berselisih jalan,, ataukah partai kita berlainan,, aku akan tetap mencintaimu.. bahkan seandainya engkau telah berpartai dan bergolongan tertentu, sementara kau tidak.. kemudian engkau tidak membalas perasaan ku,, maka wahai bidadari,, aku akan tetap mencintaimu dengan perasaan ku yang terdalam..”
Juliet : “ohh wahai tuan yang mencuri hati dan senyumku,, tidaklah jika hal itu terjadi, jika orang-orang tua kita menghalangi hal itu,, bahkan jika partai dan golonganku melarangku untuk berhubungan dengan mu.. maka hati ku ini akan tetap selalu menyimpan namamu wahai romeo..”
Ketika sepasang manusia ini sedang berdialog,, muncul lah para penjaga beserta Tybalt, sepupu Juliet ke kediaman montague yang curiga mendengar dialog di malam hari yang larut..
Penjaga : “wahai tuan putri,, siapakah dia yang berbicara denganmu di malam kelam ini..? wahai tuan yang misterius, sebutkan nama dan kenapa anda ada di sini !! atau kami akan menyeretmu..”
Tybalt : “katakana siapa dirimu wahai orang asing..”
Juliet : “oh wahai romeo, lari lah, cepat, sebelum orang-orang ini menangkap dan menyakiti mu.. sungguh aku akan selalu mengingat dan mendoakan mu..”
Romeo : “wahai pujan hatiku,, aku akan pergi, tapi ingatlah..aku akan tetap mencintaimu meskipun keluarga, kelompok, atau bahkan partai mu membenci dan memusuhi diriku.. selamat tinggal wahai bidadari.. “
Penjaga : “hei jangan lari !! kejar dia… !! “
Tybalt : “ah,, rupanya keluarga montague yang menyusup kemari, sungguh kurang ajar..”
Kemudian berlarilah romeo menuju tempat yang aman, meninggalkan keributan di kediaman capulet.. meninggalkan Juliet yang terpaku di balkon atas kamarnya.. sementara matahari pagi menyingsingkan sinarnya..
(digubah dari karya William Shakespeare berjudul Romeo and Juliet ,disesuaikan dengan pengalaman dan imajinasi Pemilik Blog.)