Rabu, 19 Januari 2011

Belajar Kehidupan dari Tokoh Khayalan

Dalam sejarah perfilman yang pernah saya selami, ada beberapa tokoh yang kadang-kadang begitu terasa menginspirasi saya, kebanyakan tentu adalah tokoh-tokoh protagonist, atau dalam bahasa yang lebih umum diartikan sebagai tokoh baik atau tokoh utama dari sebuah kisah. Lawannya adalah, sebagaimana kita ketahui bersama disebut dengan tokoh antagonis, yang terkadang oleh khalayak ramai diterjemahkan sebagai tokoh jahat, bikin onar, dan musuh bebuyutan sang protagonist.
Namun terkadang sering saya temui baik dalam film fiksi, nonfiksi, atau dokumentasi seorang tokoh yang sejatinya harus berlaku sebagai protagonist mendadak bersikap sebaliknya, atau kalau dalam dunia sastra disebut dengan protagonist anti hero. Demikian pula sebaliknya kadang ada tokoh yang secara naskah di plot sebagai antagonis pembuat masalah, tetapi memiliki sifat-sifat luhur dan baik, hal seperti ini bisa dijumpai dalam kisah baratayudha, spderman, samurai x, atau dalam kisah sejarah kemerdekaan Indonesia.
Terkadang mau tidak mau, saya harus mengakui kalau kelakuan dari tokoh-tokoh dalam cerita tersebut ada yang menginspirasi dan bahkan menjadi guru bagi diri saya sendiri, dalam buku komik samurai x misalnya, ada seorang tokoh antagonis bernama soujiro seta yang merupakan anak buah makoto shishio, musuh bebuyutan dari tokoh utama kenshin himura. Soujiro ini mempunyai pembawaan seperti anak kecil yang selalu tersenyum dan bahagia, amat pandai menyembunyikan emosi, dan sulit diduga kelakuannya, karena itu dia diangkat menjadi tangan kanan sang bos penjahat,. Selain pembawaannya yang tenang dan "welcome" tersebut, ia dilatih sendiri oleh bosnya sehingga menjadi lawan yang sangat menyusahkan kenshin. Usut punya usut, kemudian diceritakan kenapa ia bisa menjadi seperti itu, dulu soujiro kecil adalah anak haram yang ditinggalkan oleh orang tuanya, keluarga paman-pamannya yang merawatnya tidaklah menyayanginya, sebaliknya mereka memperlakukan soujiro seperti budak dengan semena-mena dan kejam. Dipaksa kerja seharian, dikasari, dipukuli, dan disuruh tidur di gudang adalah hal biasa bagi soujiro kecil, lama-kelamaan diperlakukan seperti itu akhirnya soujiro secara alamiah memiliki pertahanannya sendiri.
Ia selalu tersenyum dan tertawa ketika keluarganya memukulinya sampai akhirnya keluarganya pergi karena bosan menghajarnya. Dalam pertempuran terakhirnya melawan kenshin, terungkaplah kenapa dia sangat suka tersenyum, termasuk ketika menghadapi kesedihan dan kegagalan. Dia berkata “ aku yakin senyumku ini akan mengurangi rasa sakit yang kualami..“. Sungguh mengharukan, betapa masa lalu yang kelam tidak menghancurkan dirinya akan tetapi malah membuatnya menjadi seorang yang mampu bertahan. Seperti apa yang dikatakan seorang pujangga bahwa, kita tidak akan bisa menghindari takdir kita yang kadang buruk, akan tetapi kita bisa memilih akan seperti apakah sikap kita dalam menghadapi takdir tersebut..
Tokoh antagonis satu lagi yang masih saya ingat adalah, joker, sang pembuat onar dalam film the dark knight. Penjahat yang sangat lihai dalam menipu dan memprovokasi orang secara halus,, lihatlah ketika dia berhasil menghasut jaksa kota gotham, Harvey deant, yang tadinya seorang pembela keadilan menjadi seorang penjahat yang semena-mena. Entah bagaimana masa lalu orang ini, yang jelas ia dibesarkan pula dalam kondisi yang buruk, broken home, dan selalu dijahati oleh lingkungannya. Kemudian ketika dewasa dia menjadi penjahat dengan motif yang sangat jahat, tujuan utamanya adalah chaosnya dunia, seorang panjahat yang dikatakan “sudah senang apabila dunia ini terbakar dalam kekacauan”
Sedangkan dalam jajaran tokoh fiktif protagonist saya sangat menggemari yoh asakura dan juga monkey d. luffy. Yoh asakura, seorang anak yang berusaha mewujudkan mimpinya menjuarai turnamen para dukun atau shaman, adalah orang yang sangat santai dan easy-going, walau apapun yang terjadi. Kata-kata favoritnya adalah “"No one knows what will happen in the future. There is no sense in worrying in something you do not and cannot control, so why bother?" .
Sedangkan luffy adalah seorang kapten dari kelompok bajak laut topi jerami yang aneh, seenaknya, kekanak-kanakan, akan tetapi sangat setia kawan, dan menyayangi orang-orang sekitarnya. Apapun akan ia lakukan demi melindungi kawan-kawannya. Ada sebuah adegan yang mengharukan, ketika krunya, nico robin, rela ditangkap oleh agen pemerintah demi keselamatan kelompok topi jerami. Luffy dan kawan-kawannya datang melawan otoritas dan kekuasaan dari pemerintahan dunia, sambil berteriak bahwa dia akan melawan seluruh dunia sekalipun demi menyelamatkan nyawa krunya yang diperlakukan sewenang-wenang oleh penguasa,, silahkan cek sendiri, adegannya sangat heroik menurut saya..
Apabila kita memandang dengan ilmu psikologi, kenapa sang pengarang bisa membuat tokoh-tokoh seperti itu, maka mungkin penjelasannya adalah tingkah laku seseorang itu ditimbulkan oleh pandangan individu tersebut terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya, atau dalam bahasa lain, antara individu dengan pengalaman subjektifnya dan konsep tentang dirinya, harga dirinya dan segala hal yang menyangkut kesadaran atau aktualisasi dirinya. Penjelasan seperti ini dalam ilmu psikologi disebut sebagai pendekatan fenomenologi. Namun terkadang ada individu-individu yang akhirnya merubah pandangan hidupnya, menyadari bahwa keburukannya itu disebabkan oleh kesalahannya melampiaskan kepedihannya di masa lalu, kemudian berubah menjadi “orang baik” karena menyadari jalan hidup yang ia tempuh dalam hidupnya selama ini adalah salah. Seperti tokoh utama samurai x, kenshin himura yang menyadari kesalahannya menjadi seorang “battoshai” sang pembantai, karena masa lalu yang kelam dan karena kematian istrinya, sehingga sadar dan menjadi seorang penentang kezaliman dan pembela kebenaran. Atau seperti dalam kisah klasik romeo and Juliet yang melegenda, di mana diceritakan akibat percintaan dan kerelaan berkorban romeo montague dan Juliet capulet sampai ke alam baka, akhirnya kedua keluarga besar penguasa kota Verona ini mau berdamai dan mengakhiri perselisihan yang sudah berakar dari nenek moyangnya. Perubahan sikap yang drastis ini diakibatkan dari sebuah peristiwa menyentak yang mengubah paradigma sang tokoh tersebut. Atau ada juga yang memang berkeinginan baik dari awal karena masa lalunya, untuk membela yang lemah, karena ia tidak mau orang lain merasakan kepedihan hidup sebagaimana yang dulu pernah ia alami..
Begitulah terkadang saya belajar dari tokoh-tokoh yang sebenarnya fiktif tersebut, belajar bahwa menghadapi kehidupan ini harus dengan bahagia, bersyukur karena telah diberi umur. Sebagaimana tokoh soujiro seta di atas, bagaimana ia menghadapi nasibnya, trauma dengan masa lalu yang buruk tidak membuatnya hancur. Selalu tersenyum dan tertawa menghadapi kesedihan, kegagalan, dan kematian, karena ia yakin rasa sakit itu akan berkurang dengan merasa selalu bahagia..